Conditional Sentence Type 1,2,3




Bukan hanya orang Indonesia saja yang suka berandai-andai. Bangsa lain pun , salah satunya orang Inggris, rupanya suka melakukannya juga. Buktinya adalah keberadaan yang namanya Conditional Sentence atau Kalimat Pengandaian.

Jenis kalimat ini biasanya dipergunakan untuk menjelaskan sebuah peristiwa, atau tindakan yang mungkin terjadi apabila (dengan syarat) sebuah peristiwa atau tindakan lainnya dilakukan.
Supaya tidak bingung, mungkin lebih sederhananya dibuatkan sebuah ilustrasi sedikit tentang apa itu kalimat pengandaian.
Contoh :
Saya akan berlibur ke Bali jika saya menang lotere.
Bisa juga ditulis
Jika saya menang lotere, saya akan berlibur ke Bali
Bagaimana kalau saya tidak menang lotere? Kemungkinan besar, saya tidak akan pergi ke Bali (karena tidak ada ongkos).
Inilah yang dinamakan sebagai kalimat pengandaian.
Dalam bahasa Inggris pun jenis kalimat seperti ini ada. Bedanya adalah terdapat 3 jenis kalimat pengandaian atau conditional sentence yang masing-masing berbeda cara membuatnya dan maknanya.
Apa saja bentuknya? Silakan lanjutkan membacanya.

3 Jenis Conditional Sentence (Kalimat Pengandaian)

Kalimat jenis ini sebenarnya terdiri dua kalimat. Yang pertama adalah induk kalimat dan kalimat kedua adalah anak kalimat.
Ciri dari kalimat pengandaian adalah pemakaian if. Hal ini membuat seringkali juga anak kalimatnya disebut dengan If Clause atau anak kalimat dengan “if”. Kalimat di belakang if merupakan syarat yang harus dipenuhi agar tindakan yang disebut kalimat induk bisa dilaksanakan.
Contoh :
  • She will marry if she can find a good guy.
  • If she can find a good guy, she will marry.
Penjelasan :
She will marry : Induk Kalimat. Tindakan yang akan dilakukan saat syarat terpenuhi
If she can find a good guy : If clause (anak kalimat dengan if). Kalimat syarat yang harus terpenuhi supaya kalimat utama terlaksana.

Pertama : Conditional Sentence Type I (Kalimat Pengandaian Tipe Pertama)

Kalimat jenis ini dipergunakan untuk mengatakan sesuatu peristiwa atau tindakan yang SANGAT MUNGKIN terjadi dan terpenuhi.
Pola kalimatnya :
atau
Simple Future Tense (Will) + if + Simple Present Tense
Contoh :
  • If I win a lottery, I will go to Bali (Jika saya menang lotere, saya akan pergi ke bali)
  • I will go to Bali if I win a lottery (Saya akan pergi ke Bali jika saya menang lotere)
Makna yang ingin disampaikan pada kalimat di atas  adalah sangat mungkin saya memenangkan lotere yang berarti sangat mungkin pula saya pergi ke Bali.

Kedua : Conditional Sentence Type 2 (Kalimat Pengandaian Tipe 2)

Kalimat pengandaian jenis ini dipakai ketika mengungkapkan sebuah pengandaian yang KEMUNGKINAN BESAR TIDAK TERJADI.
Pola kalimatnya adalah sebagai berikut :
If + Simple Past Tense , Subyek + Would + Infinitive/V1
atau
Subyek + Would + Infinitive/V1 if Simple Past Tense
Contoh :
  • If I found her address, I would send her an invitation (Jika saya menemukan alamatnya, saya akan mengirimkan surat undangan kepadanya)
  • I would send her an invitation if I found her address. (Saya akan mengirimkan surat undangan kepadanya, jika saya bisa menemukan alamatnya)
Pada kalimat di atas, si pembicara ingin menyampaikan bahwa “KEMUNGKINAN BESAR” si pembicara tidak akan bisa menemukan alamat si dia (her). Jadi, kemungkinan besar pula, si pembicara tidak akan bisa mengirimkan surat undangannya.
Yang harus diperhatikan adalah meskipun yang dipergunakan adalah bentuk Past, Simple Past Tense dan Would, conditional sentence tipe 2 membicarakan sesuatu yang belum terjadi (dan mungkin tidak pernah terjadi).

Ketiga : Conditional Sentence Type 3 (Kalimat Pengandaian Tipe 3)

Tipe ke-3 dipergunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang sudah lewat atau lampau. Bila tipe ini dipergunakan, si pembicara memang benar-benar sedang berandai-andai tentang sesuatu yang TIDAK PERNAH TERJADI.
Pola Kalimatnya :
If Past Perfect Tense ( Had + V3), Subyek + Would + Have + Verb3
atau
Subyek + Would + Have + Verb3, If Past Perfect Tense ( Had + V3)
Contoh :
  • If I had studied hard, I would have passed the exam. (Seandainya saya belajar dengan keras, saya sudah akan lulus ujian)
  • I would have passed the exam if I had studied hard (Saya sudah akan lulus ujian seandainya saya belajar dengan keras)
Si pembicara ingin mengatakan kenyataannya bahwa Ia tidak belajar dengan keras, jadi dia tidak lulus ujian. Ia sedang berandai-andai sehingga kata sambung dalam bahasa Indonesia yang tepat adalah seandainya.
Ada beberapa variasi dalam penggunaannya. Tetapi, mayoritas conditional sentence dalam bahasa Inggris akan dibentuk dengan 3 pola standar seperti di atas.

0 komentar:

Posting Komentar